Setelah aku merenungkan itu semua beberapa lama,aku akhirnya
tersadar bahwa ada sesuatu yang tak beres dengan apa yang terjadi di penginapan
itu. Gayung pun bersambut. Akhirnya, aku pun memberitahu Naya dan Rachel,
perihal itu semua. Setelah panjang lebar menjelaskan semua , Rachel dan Naya
pun bergerak. Bersama-sama denganku, kami akan bergerak untuk menuntaskan
semuanya.
Angin menderu kencang dari ufuk timur. Dalam bahasa sandi
Trimanole, itu berarti perintah segera pergi ke arah barat dan temukan gedung
berkubah setengah bulat, persis seperti penampakan
matahari di pagi hari. Ya, itu hanyalah satu dari sekian banyak kalimat
sandi Trimanole yang kami pelajari, dan itu adalah kalimat yang paling kami
hafal.
Sementara itu, nasib salah satu teman kami yang kata Ringo
hilang itu, setelah diadakan penyelidikan
dari pihak panitia, dan kami juga, tentu saja secara diam-diam, dia adalah Agastra.
Dia baru hilang semenjak kami akan naik bus menuju situs-situs purbakala
penting di kota Messina. Setelah itu tidak ada kabar lanjutan darinya. Pihak
penyelenggara sudah bolak-balik menelepon orang tuanya maupun Agasnya sendiri,
tapi nihil, tidak ada hasil.
Kami sendiri, sudah mengecek dan meneliti kamarnya, dan kami
tidak menemukan apapun. Yang ada kami hanya menemukan coretan-coretan di dinding kamar itu.
Setelah kami merangkaikan beberapa kata itu, kami mendapatkan beberapa kalimat
sebagai berikut.
1.
Pasir putih. Janet Florine, rambut hitam dan wangi, kasat mata
2.
Failure
comes from failed fail
Dan lain-lain. Hanya itu saja yang jelas, karena
coretan-coretan lainnya sama sekali tak
bisa dibaca. Aku mencatat semuanya di buku harian. Dari sekian banyak
kata-kata itu, ada satu nama yang sangat mencolok bagiku, yaitu Janet Florine.
Siapa gerangan kah orang itu? Atau itu hanya sebuah kata sandi Trimanole?
‘Hmm...Menurutku, Janet Florine itu tokoh fiksi. Justru yang
penting itu adalah kalimat ‘Laughing my fuckin’ ass off’ itu loh.’ , komentar
Naya saat membaca catatanku.
‘Oke. Jika itu pendapatmu. Aku percaya kok.’
‘Ehm. Tadi kamu menyebut nama saya ya? Ada kepentingan apa
ya, mas?’, perempuan misterius itu tiba-tiba menepuk pundak saya. Dia memakai
hoodie hitam, sehingga mukanya hampir tidak kelihatan sama sekali. Perawakannya tinggi, kulitnya putih. Suaranya berat dan parau, hampir seperti kelaki-lakian.
‘Ya ampun. Andakah Janet? Anda siapanya Agas ya?’ , tanya
Naya ke perempuan itu.
‘Ya, aku memang Janet Florine. Dan Agas adalah pacarku. Memangnya
kenapa?’,
Ohmygod.
Doi adalah pacarnya. Aku punya ide cemerlang. Lalu, aku berikan catatan
itu ke dia. Dengan cepat, dia langsung menanggapinya.
'Hmmm....aku tahu persis kalimat kedua dan ketiga. Ini adalah kalimat sandi Trimanole yang artinya.....'
0 komentar:
Post a Comment