Narasi Patah Hati di Konser Cigarettes After Sex Live in Jakarta



Pria berjanggut subur tapi berambut gersang itu tak banyak basa basi. Pembawaannya yang kalem bin menghanyutkan selaras dengan lagu-lagu yang dibawakannya. Sejenak, langit-langit The Establishment terhening, ikut terenyuh dalam nada nada yang dinyanyikan pria tersebut bersama ketiga orang lainnya yang tergabung dalam sebuah band asal Texas, AS dengan nama yang seksi itu.

Cigarettes After Sex namanya. Keempat pria tersebut malam itu mengadakan pertunjukan di The Establishment, Jakarta tanggal 16 Agustus 2017 dalam konser mereka yang pertama kalinya di Indonesia. Pada malam beratapkan langit Jakarta yang penuh polusi saat itu, band beraliran shoegaze ini membawakan lagu-lagu yang bekerja dengan baik di tengah suasana hati yang tidak baik-baik saja. Tidak ada yang tahu diantara sekian ratus penonton yang hadir disana siapa saja yang datang dengan memikul berjuta masalah dari rumah. Ataupun datang dengan membawa segenggam hati yang remuk diterpa harapan yang tak bertuan. Hanya mereka yang tahu. Satu hal yang pasti semua penonton dengan masalahnya masing-masing, datang untuk menonton dan ber-sing along bersama Cigarettes After Sex untuk sejenak melupakan masalah-masalah yang berhimpun di kepala.


foto:rollingstone(terlalu menikmati konser jadi ga sempat foto, maaf)

Greg Gonzalez dkk membawakan kombinasi antara lagu-lagu di album self titled dan lagu-lagu lamanya. Deretan hits seperti ‘Sweet’, ‘K’, Sunsetz’, ‘Nothing's Gonna Hurt You Baby’, Affection’ dibawakan nyaris tanpa jeda. Sesekali Greg yang tampak grogi di atas panggung mengucapkan terimakasih kepada seluruh penonton. Kualitas audio yang baik di venue dipadukan dengan penghayatan penuh Greg mampu menyalurkan emosi yang terkandung di setiap lagu dengan sempurna ke penonton yang khusyuk memperhatikan penampilan kuartet itu sembari menyanyikan bait demi bait. Beberapa ada yang bernyanyi dengan lantang, dan lainnya cukup mendendangkannya dalam hati, sembari meresapi lirik yang dinyanyikan, beberapa lainnya memulai kontak sentuhan dengan pasangannya, dan ada juga yang meneteskan air mata dalam hening. Lagu-lagu yang bercerita tentang curahan hati dan problematika cinta itu berbaur dengan asap rokok dan aroma anggur merah di udara, menciptakan suasana mellow yang tak terbendung.

Konser selama 1,5 jam kurang itu diakhiri oleh encore ‘Please Don’t Cry’ dan ‘John Wayne’ yang diakhiri tepuk tangan panjang dari penonton. Greg dkk yang dari awal irit sekali bicara ini mengakhiri konser dengan ucapan terimakasih berkali-kali. Penonton yang tidak terima karena set yang kurang lama terus berteriak ‘we want more!’ namun tidak digubris oleh Greg dkk yang langsung turun panggung. Konser yang tergolong singkat namun sangat berkesan. Akhirnya Cigarettes After Sex menutup perjalanan singkatnya di Jakarta dengan ucapan terimakasih yang terakhir kalinya.

Pada hakikatnya, menonton konser bertujuan untuk menghilangkan penat kehidupan sejenak, atau yang ingin membuai diri bersama pasangannya di puncak kebahagiaan, sekaligus meneteskan obat di goresan luka hati yang tak kunjung pudar. Menonton Cigarettes After Sex mampu mengkombinasikan ketiga hal tersebut,sehingga menimbulkan perasaan campur aduk setelahnya. Saya pribadi merasakan efek ini baru dua-tiga hari setelah konser itu. Menonton mereka sangat disarankan terutama bagi jiwa jiwa yang baru patah hati, niscaya sesampainya di rumah akan menangis kejer sambil garuk garuk tanah.

0 komentar:

Post a Comment