Siapa kira kalau pemerintah nyaris setiap tahunnya mengubah-ubah kurikulum sekolah, agar anak-anak sekolah terus menerus membeli buku baru yang makin lama makin mahal, dan pada akhirnya akan memberikan keuntungan ekonomi bagi pemerintah?
Serius, saya muak dengan hal-hal seperti ini. Konspirasi.
Kebetulan, di post sebelumnya saya me-review buku Novus Ordo Seclorum, novel
bergenre konspirasi. Dari yang awalnya excited sekali, lama-lama menjadi bosan,
dan akhirnya apatis terhadap hal-hal yang demikian. Tapi, dari analisis saya
selama ini ( ini beneran loh, jangan salah), ternyata pemahaman atau
pengetahuan dasar tentang konspirasi itu ada manfaatnya juga. Karena
teori-teori konspirasi itu tidak sepenuhnya salah. Walau, tidak sepenuhnya
benar juga.
Contohnya, berita Antasari Azhar yang akhirnya ditangkap dan
dijebloskan ke penjara dengan vonis 18tahun. Sejauh ini, bukti-bukti
keterlibatannya dalam pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen.masih kabur dan
samar-samar. Untuk lebih lengkapnya coba kunjungi http://kabarnet.wordpress.com/kasus-antasari-azhar/
Sungguh memuakkan membaca berita-berita seperti itu. Disatu sisi, kita menjadi
benci pada pihak-pihak di belakang layar yang bekerja untuk memutar balikkan
opini public kita-kita ini. Di sisi lain, berita ini menjadi terkesan mengada-ada.
Semacam ngawur.
Tapi, letak masalah adalah dimana yang benarnya, dan dimana yang salahnya? Disini , hati
nuranilah yang berperan. Walau demikian, hal-hal seperti ini sangat sulit
dilakukan. Kenapa? Menurut saya, kredibilitas suatu media berita yang sudah
sangat kesohor hampir tidak memungkinkan baginya untuk memberikan suatu berita
bohong. Misalnya,
Kompas memberitakan ada seorang pejabat tewas karena mobil yang dikendarainya ditabrak mobil si B. Padahal, kenyataannya mobil si pejabat tersebut menabrak pohon, dan akhirnya tewas di tempat. Semua orang tahu Kompas adalah Koran nomor 1 di Indonesia. Padahal, kenyataan berbicara sebaliknya. Mungkin Kompas dibayar pihak-pihak tertentu untuk mengarahkan opini rakyat? Bisa jadi. Kompas sekarang punya stasiun TV sendiri(Kompas TV) yang sekarang sudah mengudara hampir disemua daerah di Indonesia. Pertanyaannya, kok bisa ya mereka sekaya dan sehebat itu? Belum lagi Kompas Gramedia. Silahkan anda berpendapat sendiri.
Kompas memberitakan ada seorang pejabat tewas karena mobil yang dikendarainya ditabrak mobil si B. Padahal, kenyataannya mobil si pejabat tersebut menabrak pohon, dan akhirnya tewas di tempat. Semua orang tahu Kompas adalah Koran nomor 1 di Indonesia. Padahal, kenyataan berbicara sebaliknya. Mungkin Kompas dibayar pihak-pihak tertentu untuk mengarahkan opini rakyat? Bisa jadi. Kompas sekarang punya stasiun TV sendiri(Kompas TV) yang sekarang sudah mengudara hampir disemua daerah di Indonesia. Pertanyaannya, kok bisa ya mereka sekaya dan sehebat itu? Belum lagi Kompas Gramedia. Silahkan anda berpendapat sendiri.
Contoh saja, uang kertas 1 dollar Amerika
Oh ya, menurut Wikipedia, Teori persekongkolan atau teori
konspirasi (dalam bahasa Inggris, conspiracy theory)
adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu
atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial,
atau sejarah) adalah suatu rahasia, dan seringkali memperdaya,
direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang
sangat berkuasa atau berpengaruh.
Out of topic, ada juga orang-orang yang maniak dengan teori
konspirasi, sampai semua hal pun dibuatkan teori konspirasinya. Hanya saja,
yang saya tulis disini sebenarnya bukanlah teori konspirasi yang mengada-ada,
melainkan fakta-fakta yang digali dibalik itu semua dan kemudian
dihubung-hubungkan dengan kenyataan yang ada. Itu saja.
Dan di judulnya saya menulis tentang konspirasi yang hanya
akan membodohi mental kita. Mudah saja jika kita berpikir, dengan semakin
mendalami teori konspirasi dibalik suatu masalah yang ada, kita bakal kesulitan
membedakan antara yang benar dengan yang salah (hanya orang yang benar-benar
paham saja yang bisa memahami itu, dan itu sangat langka). Dengan kebingungan
yang melanda , maka kita akan menjadi apatis terhadap hal-hal yang demikian.
Pada akhirnya, kita tidak peduli. Dan apa efeknya dari ketidakpedulian kita
terhadap apa-apa yang disekitar kita? Yap, KITA MENJADI BANGSA BODOH YANG TIDAK
PEDULI.
Maka dari itu, hati-hatilah, kawan. Bahaya mengikutimu dari
belakang. Dan saat kita tidak sadar, dia akan menerkammu secepat bayanganmu
sendiri. Dan, bukalah mata, jika ingin melihat. Jangan sampai kita buta.
0 komentar:
Post a Comment