Why It Should Be Pithecantropus Erectus??

Hmmmm.....
Why? Why? Kenapa blog ini diberi judul ‘Pithecantropus Erectus’?  Kenapa nggak judulnya ‘Pithecantropus Ereksi’? Atau... ‘Pithecantropus Makankakus’??
Fyuuhhhh...
Weits..bukan. Bukan. Saya bukan habis ngerokok. Saya hanya ingin bernapas lega karena akhirnya saya bisa nge-post lagi. saya kali ini akan nge-post tentang judul terbaru blog ini. Emang agak terdengar janggal sih. Sebelum ini, judul blog ini adalah ‘Relativitas dari Segala Absurditas’. Sangat terdengar bijak dan cool abis, dan asal tahu saja, itu adalah kata-kata saya sendiri. Tapi, belakangan saya merasa nggak terlalu nyaman dengan judul blog itu. Selain karena terlalu panjang, tapi juga karena saya merasa judul itu tidak cocok dengan kepribadian saya. Entahlah, apakah karena saya sulit mencerna makna terindah dari kata-kata gue saya, atau karena saya ingin segala sesuatunya menjadi lebih baik di tahun baru ini. Yang pasti, judul baru blog saya ini sudah saya pikirkan matang-matang bahkan sejak jambul khatulistiwa-nya Syahrini belum tumbuh.


Kalo gak kelihatan, bisa diklik gambarnya

Oke. Pithecantropus Erectus adalah sejenis manusia purba yang masih terlalu mirip dengan kera, walau sudah mampu berdiri. Ceritanya gini nih. Saat saya masih di SMP Taruna Bakti, tepatnya kelas 8, waktu itu saya sering dipanggil guru Matematika buat ikut lomba Matematika di luar sekolah. Nah, pada waktu itu saya mengemban amanah untuk mengikuti lomba di SMA Bina Bakti. Dan, hasilnya bisa ditebak. Saya tersingkir, bahkan sejak babak penyisihan. Nah, disini saya harus berhenti dulu.
Sebenarnya, bidang keahlian saya yang sesungguhnya adalah Astronomi. Waktu itu secara gaib saya mendapatkan keberuntungan yang sama dua kali, yaitu juara astronomi di sekolah saya, pas kelas 7 dan kelas 8. Dan, itu sangat membanggakan diri saya, sampai-sampai uang hasil gelar itu  saya simpen terus-menerus sampe sekarang. Dan, karena itu, salah satu guru mengutus saya untuk mengikuti berbagai perlombaan Matematika. Dalam konteks ini, hal yang paling bikin saya bahagia selama mengikuti lomba adalah dispennya. Yup, dispen is cool, man!! Keluar saat pelajaran ketika disuruh mengerjakan sesuatu adalah sesuatu yang keren, menurut saya. Suatu saat, temen-temen saya yang pengurus OSIS sering dispen, dan saya bersumpah dalam hati, bahwa suatu saat saya bakal mengikuti jejak mereka, DISPENSASI!!!
*krik*

Yup, walaupun hal ini bisa dibilang sepele, tapi hal-hal besar bermula dari perbuatan kecil seperti ini. Ehm..Bentar dulu ya, saya mau ngebenerin kerah kemeja dulu.

Sip, lanjut.
Pada akhirnya, saya dispen juga saat pelajaran B. Ind yang waktu itu pembimbingnya Bu Sri. Namun, seperti diprediksi sebelumnya, saya gagal total di lomba ini. Nah, pas gue balik dan kembali kelas, Didit seorang sahabat membisiki saya,

'Eh Bang, tadi kamu diejek sama Bu Sri lho...'

'Hah? Diejek apaan?' sela saya.

'Hmmm...kamu diejek mirip Pithecantropus Erectus sama Bu Sri.'

'Ohh gitu ya.'

Disadari atau nggak, saya bener-bener pengen ngaca saat itu juga. Apakah saya sejelek itu? Ternyata, ..emang bener sih, ternyata agak mirip.

Saat itu juga, saya mendendam sama Bu Sri. Walau itu tidak etis sebetulnya, tapi saya nggak bisa menahan amarah pada guru yang sempat jadi guru favorit kelas 7 itu. Dan, pada akhirnya saya mafhum juga, muka sejelek apapun, tetaplah muka itu pemberian Allah Swt. Karena muka jelek itulah, saya jadi gampang dikenal. Thanks Ya Allah.

Udah dulu post nya ya, kapan-kapan saya lanjutin lagi. Stay Tune!!!

*brb ngaca di jendela mobil*


                                                                                                                                                                   

                                                                                                                                                                   

0 komentar:

Post a Comment