sumber: genius.com |
Penerangan di panggung mulai dipadamkan. Dari kegelapan, muncul sosok berambut tergerai
hingga sebahu sambil tercenung syahdu memainkan nada-nada ajaib dari gitar
akustiknya. Sesaat kemudian, dia memainkan intro dari sebuah lagu dan satu persatu personel yang lain muncul ke panggung kemudian menyanyikan bait demi bait lagu dari band yang legendaris itu, ‘Sebelah Mata’. Gig tersebut adalah
puncak dari lika-liku perjalanan Barasuara menggebrak belantara musik nusantara
selama setahun terakhir walau tanpa rilisan resmi baik berupa lagu maupun
album. Kolaborasi antara Barasuara dan Efek Rumah Kaca di Artwarding Night yang diabadikan oleh Sound From The Corner di Youtube itu sudah menyedot
perhatian lebih dari 80 ribu khalayak. Mengandalkan musik yang menghentak berpadu dengan
lantunan lirik berbasis romantisme aksara yang membuai, Barasuara
senantiasa menjadi hottest newcomer di belantika musik Indonesia selama setahun
terakhir ini( untuk melihat profil dan sejarah singkat Barasuara bisa dilihat
di sini).
Dan hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. The
most anticipated Indonesian album this year is finally come out. Dimulai dari 'Nyala Suara', nomor yang paling nge-rock dengan riff gitar
yang ganas, lalu lanjut ke lagu dengan aransemen musik terbaik menurut saya
disini, yaitu 'Sendu Melagu'. Di sini Marco Steffiano benar-benar menonjol dengan
gebukan drum yang mengasyikkan di kuping, apalagi saat tampil live. Single
pertama dari album ini, ‘Bahas Bahasa.’ Nomor yang paling akrab di telinga
pendengar karena sudah diputar di beberapa radio ini terdengar seperti lagu
persilatan di intronya. Lagu dengan rif andalan ‘Makna, makna dalam aksara,
makna mana yang kita bela?’ ini sudah dibuatkan video lirik yang uniknya
diproduksi oleh mereka sendiri tanpa bantuan pihak luar. Dalam sebuah wawancara
dengan majalah Rolling Stones, Iga Massardi pernah bilang, 'Ada beberapa hal yang harus Anda lakukan sendiri, walaupun Anda tahu Anda tidak mahir melakukannya.’
Lalu berlanjut ke lagu selanjutnya yang tak kalah spesial, 'Hagia'. Lagu tentang iman dan kepercayaan, dan bagaimana kita sudah selayaknya saling menghormati antar sesama umat beragama, karena semua agama mengajarkan kebaikan, yang terlihat dari potongan bait 'Sempurna yang kau puja dan ayat-ayat yang kau baca, tak kurasa beda kita bebas tuk percaya.'
Lalu berlanjut ke lagu selanjutnya yang tak kalah spesial, 'Hagia'. Lagu tentang iman dan kepercayaan, dan bagaimana kita sudah selayaknya saling menghormati antar sesama umat beragama, karena semua agama mengajarkan kebaikan, yang terlihat dari potongan bait 'Sempurna yang kau puja dan ayat-ayat yang kau baca, tak kurasa beda kita bebas tuk percaya.'
sumber: jurnalbanal |
Dan beranjak ke lagu yang paling bisa membuat
penonton sing-along bersama, bahkan sebelum intronya berkumandang. Yap, dia
adalah 'Api dan Lentera'. Menarik melihat sejarah terbuatnya lagu ini, ketika
saya menonton gig Barasuara di Hai Day 2015, Iga sempat bercerita bahwa dia
sampai sulit tidur selama beberapa hari untuk memikirkan sebuah bait yang akan
langsung membuat penonton hapal dan kompak menyanyikannya bersama. Bisa dibilang lagu ini adalah semacam signature song-nya
Barasuara. Lagu yang paling seru untuk di-sing along-kan bersama. Selain itu
lagu selanjutnya adalah Mengunci Ingatan dan Tarintih. Lagu pertama bercerita tentang seseorang yang
berjuang untuk melepaskan ingatan masa lalu yang menyiksanya seumur hidup. Lalu
lagu kedua bercerita tentang kasih orang tua yang tak berbalas. Dua-duanya
identik dengan vokal layer yang berkarakter dari dua vokalis wanitanya, Puti
dan Asterika. Makna dari kedua lagu tersebut juga sangat dalam, jika mampu
menyelami bait-demi bait puisi yang terekam syahdu dengan vokal dan aransemen yang apik. Tak salah memang jika menyebut Barasuara sebagai sebuah proyek
superband, bukan band biasa. Semua personelnya sudah kenyang ilmu dalam meramu
musik yang berkualitas tinggi. Bahkan Gerald Situmorang memiliki
latar jazz dalam kariernya. Marco sang drummer juga bisa dibilang begitu,
karena dia menjadi music director dalam konser tunggal Raisa Mei lalu.
sumber: twitter @raisa6690 |
Lanjut ke lagu kedua terakhir, yaitu 'Menunggang
Badai'. Lagu favorit saya, just info. Lagu yang paling nge-beat, dan membuka
ruang selebar-lebarnya bagi para personelnya untuk melakukan solo performance.
Sebenarnya ini salah satu yang paling ditunggu dari Barasuara. Kita sudah tahu mereka memiliki harmonisasi
yang bagus di lagu-lagu sebelumnya, dan kita tahu persis juga bahwa Gerald Situmorang
adalah gitaris jazz yang sangat berbakat dan biasa bersolo ria di proyek-proyeknya,
begitu juga Marco Steffiano. Dan di HaiDay yang lalu, saya beruntung menjadi
salah satu diantara ratusan saksi yang melihat langsung Gerald main solo bass
dan juga Marco. Satu hal yang pasti, penampilan live Barasuara selalu sangat
atraktif, bahkan bisa dibilang jauh lebih baik daripada rekamannya. Jadi,
merugilah kalian wahai hamba-hamba yang melewatkan penampilan Barasuara secara
langsung.
Dan di terakhir ada 'Taifun', lagu dengan irama
sendu dan lirik menohok yang bercerita tentang arti perjuangan dalam hidup,
sepertinya. ‘Saat kau menerima dirimu dan berdamai dengan itu, kau menari
dengan waktu tanpa ragu yang membelenggu’ adalah penggalan lirik yang rasanya
akan tersimpan rapat di kepala saya hingga waktu yang lama.
Setelah review per-lagu dalam album Taifun,
Anda seharusnya sudah tahu saya akan beri penilaian apa untuk album ini. Ya,
benar! ALMOST PERFECT! Setelah penantian selama setahun lebih, mereka merilis
album ini, dan hasilnya sama sekali tidak mengecewakan. Sembilan lagu dalam
album ini obviously masterpieces from these great people. Saya, dan tentu saja
semua yang sudah mendengar album ini berharap yang sama untuk Barasuara. Semoga
ada album selanjutnya. Itu saja harapan kami buat teman-teman di Barasuara. Tak
pernah kami merasa se-excited begini untuk menunggu sebuah album karya anak
bangsa. Tuhan bersama kalian yang telah meracik musik secanggih ini. Syalom.
Terakhir, ini adalah tracklist lengkap album
Taifun.
1.
Nyala Suara
2.
Sendu Melagu
3.
Bahas Bahasa
4.
Hagia
5.
Api & Lentera
6.
Menunggang Badai
7.
Tarintih
8.
Mengunci Ingatan
9.
Taifun
Yap, gua ga nyesel buat beli album pertama barasuara! TAIFUN!!
ReplyDeleteHehehe thanks udah mampir :)
DeleteBaru saja membeli album mereka. Sound yg apik disertai lirik yg bagus. Tidak mengecewakan :)
ReplyDeleteAbsolutely:)
DeleteMas reviev album sigmun dong crimson eyes
ReplyDeleteWah saya belum dengerin sih Sigmun, mudah2an ada waktu ya mas:)
Deletekeren gan
ReplyDeleteane pingin banget dari dulu nulis kaya gini tapi belum kesampai
bagi bagi dong ilmu nulis dan review nya gan
makasih dan mohon maaf sebelum nya
hahaha saya juga amatiran dalam nulis ginian mas. intinya sih banyak2in baca blog review langganan mas aja, terus coba terapin buat nulis dengan gaya sendiri, saya sih gitu mas:)
DeleteAsik banget bisa lihat Barasuara secara live. *iri
ReplyDeleteyha nonton dong mba haha mereka lagi banyak gig nih di awal 2016 ini :))
DeleteDengan hadirnya mereka dengan segudang pengalaman di belantika musik Indonesia, saya rasa saya adalah satu dari sekian penduduk Indonesia serta penikmat musik indie merasa beruntung bisa menikmati musik yang Indah dan bisa membuat kita sebagai pendengar menikmati hentakannya, terimakasih BARASUARA !
ReplyDeleteyuhuu
DeleteDengan hadirnya mereka dengan segudang pengalaman di belantika musik Indonesia, saya rasa saya adalah satu dari sekian penduduk Indonesia serta penikmat musik indie merasa beruntung bisa menikmati musik yang Indah dan bisa membuat kita sebagai pendengar menikmati hentakannya, terimakasih BARASUARA !
ReplyDelete