Isyana Sarasvati, Naif, Netral, hingga
DeadSquad menjadi deretan headliner di acara Hai Day tahun ini. Ini menjadi
gelaran Hai Day keempat secara berturut-turut semenjak 2012. Saya sendiri,
menghadiri acara ini karena tiket gratisan yang saya dapat dari kuis twitter
KompasTV. Jadi, di Hai Day kali ini mengusung tema Youth Collaboration, yang
mengambil konsep yang sama dari penyelenggaraan sebelum-sebelumnya, yaitu
tentang aksi dan kreasi dari para pemuda untuk Indonesia(sepertinya sih). Jujur
saja, saya kesini hanya untuk Barasuara. Mungkin dari anda ada yang sudah
menonton video kolaborasi Efek Rumah Kaca x Barasuara di channel Sound From The
Corner? Nah, cari tahu sendiri lah kau, mereka mainnya sinting 'kali disitu. Oh
iya, dan juga Isyana, mengingat hype yang sedang tinggi-tingginya beberapa
bulan terakhir ini. Jadi di #LiputanGadungan kali ini, saya hanya akan membahas
soal penampilan Barasuara dan Isyana, jadi lain kali datang saja langsung, cuy!
Sore itu, Isyana mulai mengguncang main stage
dengan lagu-lagi andalannya seperti Keep Being You, Tetap Dalam Jiwa, dll.
Penampilan sekitar 45 menit itu memang terasa istimewa, antara lain karena
langit sore hari itu begitu temaram sehingga pas sekali dengan aura Isyana, dan
juga para penggemar musik metal yang menunggu-nunggu DeadSquad atau Netral pun
banyak yang turut menonton Isyana di barisan terdepan. Kharisma Isyana memang
mengalahkan semuanya. Namun, apakah Isyana memang saingan setara bagi Raisa?
Yang jelas, kualitas vokal Isyana begitu canggih disertai kemampuan main
keyboardnya yang begitu syahdu. Selain itu, di beberapa lagu, Isyana pun
ber-improv semaunya, selain dengan teknik vokalnya yang bervariasi, improvisasi juga
dilakukan band pengirignya yang juga sungguh mengasyikkan. Jazz abis lah,
pokoknya. Sore itu Isyana memakai setelan yang simpel dan kacamata hitam yang
membuat aura charmingnya semakin membius penonton. Ah, pokoknya Isyana pecah
sekali malam itu. Unarguably, she is so fuckin’ sweet. Apalagi kalau nontonnya
bareng cewek. Tapi sayangnya....ya sudahlah.
Lalu tak terasa jam sudah menyentuh angka 9
malam. Saya pun bergegas menuju Hitz FM Stage, setelah dari sore sampai malam
menikmati artis-artis utama di main stage dan ocehan super bangke dari MC Gofar
Hilman dan Adit Insomnia. Khusus untuk artis-artis yang main stage, selain
Kunto Aji, Pee Wee Gaskins, dan Deadsquad, band yang benar-benar mencuri
perhatian saya padahal baru pertama kali menonton adalah The Overtunes. Dari dulu saya selalu berpikir, kalau The
Overtunes ini isinya hanya kegantengan Mikha semata. Tak perlu bikin lagu juga
mereka udah pasti terkenal. Dan kalau sekiranya mereka bikin album, cover
sampulnya Cuma diisi muka Mikha segede gaban juga pasti bakal laku, sejelek apapun
albumnya. Namun di gig kemarin, The Overtunes berhasil menunjukkan
kualitasnya.Lagu-lagunya mayoritas bertemakan tentang cinta. Mikha ganteng sih
emang, tapi dia lebih ganteng lagi pas nyanyi dan main keyboard dengan begitu
syahdunya. Mikha terbaik deh pokoknya. Udah ganteng, jago nyanyi lagi. Oke,
lanjut.
Menjelang jam 9 itu, Hitz FM Stage mulai ramai
oleh penonton yang (sepertinya) menunggu Gerald Situmorang dkk. Padahal di
jam-jam sebelumnya stage itu lumayan sepi loh, secara penonton tersedot di main
stage serta acara-acara lainnya. Mcnya yang dari awal sudah mati gaya karena
penontonnya yang sedikit dari awal, setelah melihat kerumunan penonton di depan
stage, tanpa basa-basi langsung memanggil bintang utama stage malam itu:
BARASUARA!
Satu persatu personel muncul ke panggung.
Malam itu, para personel Barasuara begitu ramah dan komunikatif pada penonton,
terutama Iga Massardi dan Gerald Situmorang. Saking dekat dan ramahnya
Barasuara dan penonton, setiap candaan dari penonton( atau hinaan?) ke Barasuara
pun langsung ditanggapi Iga dengan cekatan sekaligus kocak pula. Dan disamping
itu, tentu saja penampilannya yang PETJAH. Tak beda dari apa yang saya tonton
di Sounds From The Corner. Yang paling saya suka dari Barasuara, selain
lagu-lagunya, adalah skill para personelnya. Kenapa? Karena mereka bisa
berharmonisasi dengan sangat baik dalam setiap lagunya, SEKALIGUS skill
individu masing-masing yang begitu memanjakan mata dan telinga. Di gig kemarin,
Marco Steffiano dan Gerald mendapat kesempatan untuk unjuk gigi main solo
dengan masing-masing drum dan bass-nya. Mungkin ada yang masih belum tahu Marco
dan Gerald? Oke, jadi Marco Steffiano adalah drummer dan music director untuk
Raisa. Mungkin anda masih ingat konser Magnum Raisa 24 Mei lalu? Nah, yang berperan
sebagai music directornya adalah si bang Marco. Lalu Gerald sendiri adalah
gitaris jazz berbakat yang juga punya proyek berbahaya bernama Sketsa dan
Gerald Situmorang Trio. Coba cek deh lagunya yang Time Is The Answer dari
trionya. Ajib bener.
Singkatnya, bisa dikatakan Barasuara adalah
proyek superband yang terdiri dari seniman-seniman berbakat dan pada malam itu
mereka sudah menunjukkan apa yang seharusnya mereka lakukan. Dimulai dari lagu
Nyala Suara, Barasuara pun terus mengguncang stage selama 45 menit dengan beberapa aransemen yang
berbeda dari rekaman aslinya. Ada hal yang lucu ketika Iga sudah memainkan
intro untuk lagu Api dan Lentera, dan penonton serentak menyanyikan bait yang
legendaris itu, ‘Nyalakan api dan lenteramu, lepaskan rantai yang membelenggu!’
lalu mendadak Marco mengubah beat lagu menjadi lagu Bahas Bahasa. Sontak
penonton pun bingung dan banyak pula yang tertawa, Iga sendiri pun tersenyum
puas karena berhasil ‘menipu’ penonton. Malam itu, mereka adalah api dan
lentera dibalik kelamnnya langit diatas Senayan, mereka adalah para penunggang
badai diatas makna-makna dalam aksara, mereka adalah riak-riak yang melebur
dalam peluh yang membaur malam itu. YA! Mereka adalah BARASUARA!
0 komentar:
Post a Comment