Review Album: Everything You've Come To Expect by The Last Shadow Puppets(2016)


Persahabatan itu berfundamen dari pertemanan di belakang panggung saat mereka masih bocah ingusan di belantara musik Inggris. Sejak saat itu, persahabatan mereka berkembang menjadi sebuah unit berbahaya yang telah membuahkan sebuah album  berjudul The Age Of The Understatement pada 2008 lalu. Duo baroque pop yang tak bisa disangkal menggali memori alam bawah sadar kita akan duet sepanjang masa John Lennon – Paul McCartney ini menghentak jagat musik Inggris dengan british rock dipandu dengan fragmen musik orkestra klasik yang bergaung saling berdistorsi dan melengkapi. 

Dan sudah 8 tahun berlalu hingga supergrup yang terdiri dari Alex Turner dan Miles Kane ini akhirnya mengumumkan akan merilis follow up dari The Age Of Understatement pada awal Januari tahun ini. Cukup mengejutkan memang, dan cukup menjadi angin segar bagi para fans TLSP(anyway, sebagian besar diantara mereka adalah fangirl die hardnya Alex Turner) namun sebaliknya,menjadi sebuah kekecewaan tersendiri bagi fans setia Arctic Monkeys, karena kemungkinan untuk merilis album baru pada tahun 2016 praktis sirna. Padahal Arctic Monkeys sudah vakum terhitung semenjak terakhir merilis album AM pada tahun 2013.



Walau begitu, album baru The Last Shadow Puppets yang rencananya diberi judul Everything You’ve Come To Expect ini  tetap ditunggu banyak orang, yang penasaran apakah yang akan dilakukan Alex setelah kesuksesan semena-mena album AM di 2013. Ternyata ekspektasi yang terlanjur dibumbungkan di langit ini sempat diruntuhkan berkeping-keping oleh perilisan single pertama yang berjudul Bad Habit. Lagu yang sangat tidak TLSP sama sekali, didominasi oleh riff gitar yang repetitif serta lirik yang agaknya terlalu murahan untuk seorang penyair sekelas Alex Turner. Warna Miles Kane yang memang tidak bisa disangkal-agak membosankan- terdengar terlalu mendominasi di lagu ini, membuat kekecewaan bagi banyak penggemar.

Sepertinya TLSP cukup peka untuk mendengar sautan dan siulan kekecewaan dari penggemarnya, karena dua bulan kemudian, tepatnya Maret ini mereka menghajar sampai KO muka para pengkritik dengan perilisan video untuk title tracknya berjudul Everything You’ve Come to Expect dan hanya beberapa hari kemudian menyusul video untuk Aviation.  Kedua lagu menggunakan konsep video bersambung. Dengan aura artistik yang begitu melekat di setiap videonya, plus lirik yang jauh lebih berbobot, atau bisa dibilang lirik yang  ‘Alex banget’, TLSP berhasil menggaet kembali rasa penasaran penggemar akan album baru. 



Untuk lagu yang pertama warna Mini Mansions cukup kental. Tak heran, karena TLSP menggandeng Zach Dawes, sang bassist Mini Mansions untuk ikut serta dalam penggarapan album plus menjadi bassist band selama tur. Selain itu, kemunculan Alex dalam video Vertigo milik Mini Mansions di awal tahun lalu, cukup menjadi alasan untuk kolaborasi keduanya. Sementara di lagu kedua berjudul Aviation, pakem pada era The Age Of The Understatement sangat kental. Diakui maupun tidak, inilah yang sebenarnya diharapkan mayoritas penggemar TLSP. Sangat terdengar naif memang, karena bagaimanapun juga selisih waktu antara album pertama dan album ini adalah 8 tahun lamanya. Sama saja seperti mengharapkan anak SMP yang sudah puber untuk bertindak sepolos anak SD yang tak paham apapun tentang seks (meskipun anak SD belakangan sudah lihai memposting foto bersama pacarnya di kasur hotel). Yang pasti, kedua lagu tersebut sudah cukup memuaskan dahaga penggemar yang terkaku menunggu selama 8 tahun.

Dan akhirnya 1 April The Last Shadow Puppets resmi merilis album barunya via Itunes dan piringan CD. Di Spotify dan Deezer pun kita bisa mendengar album mereka secara online. Bisa ditebak hasilnya, Everything You’ve Come To Expect memuaskan. Terlepas dari lagu Bad Habit yang mengecewakan, sebelas track lainnya memberi warna yang menyegarkan bagi album ini. Selain ‘Aviation’ dan ‘Everything You’ve Come to Expect’, beberapa track yang patut mendapat perhatian lebih adalah ‘Miracle Aligner’ , ‘Sweet Dreams, TN’, ‘Dream Synopsis’, ‘The Bourne Identity’ dan ‘Pattern’. Miracle Aligner adalah favorit saya di album ini. Dengan lirik dan melodi yang begitu manis, mengingatkan kita dengan Cornerstone-nya Monkeys. Begitupun dengan Sweet Dreams, TN yang menggunakan formula serupa. Tak ada yang lebih indah daripada Alex saat jatuh cinta dan menuangkannya dalam lirik. Di Dream Synopsis, dentingan piano yang mengisi mayoritas melodi lagu menjadi pembeda. Posisi lagu ini mirip seperti No 1 Party Anthem di AM-nya Arctic Monkeys.  



 Alex dalam wawancaranya di media asing memang mengatakan bahwa dia menjadikan proyek kedua TLSP ini sebagai eksperimen. Dia merasa enjoy dengan perubahan-perubahan yang dia lakukan di TLSP. Dia juga mengatakan David Bowie memberikan pengaruh banyak dalam penulisan lirik.



Secara garis besar Everything You’ve Come To Expect masih kental dengan pakem baroque rock yang mereka lakukan di album pertama. Dan poin plusnya, ada beberapa track yang sangat menyenangkan seperti yang sudah disebutkan diatas, yang membuat Standing Next To Me atau My Mistakes Were Made For You terasa usang. Akhirnya setelah delapan tahun, playlist The Last Shadow Puppets kita berganti dengan yang lebih fresh walaupun tidak banyak perubahan yang sebenarnya ditunjukkan. Yang pasti, Alex Turner berkata di media bahwa kemungkinan besar dia dan Miles akan membuat setidaknya dua album TLSP lagi. Kita tunggu saja gebrakan duo Milex di album selanjutnya. Dan, oh ya. Apa kabar kelanjutan Arctic Monkeys, Alex? 

6 comments:

  1. Agen Bola Terpercaya | Agen Bola Online | Agen Bola Indonesia| Agen Judi Bola | Agen Bola Terbaik | Cara Daftar Sbobet

    Agen Judi bola
    Agen judi terbaik
    Agen casino sbobet
    Cara daftar sbobet
    Agen bola indonesia
    Agen bola online
    Agen bola terpercaya

    ReplyDelete
  2. Pernah waktu denger lagunya McCartney dan John Lennon lagunya selow-selow keren gitu enak di kuping. Ya tapi yang dreview ini pertama kali aku denger. Gak kenal siapa mereka. Lebih suka musik Indo sih kalo aki

    ReplyDelete