Review Film: Don't Breathe(2016)


Pernahkah di masa kecil anda sewaktu malam, terjebak dalam mimpi buruk sendiri? Berada dalam suatu rumah yang terasa asing bagi anda? Sebuah rumah yang muram, mencekam, dipenuhi lorong lorong tak berujung dan dinding rapuh yang terbisu.  Dan di saat anda sedang berkelit dari ketakutan akan rumah tersebut, ternyata ada bahaya yang lebih mengancam dari rumah itu, yaitu penghuni psikopat yang siap meneror siapa saja yang memasuki rumahnya tanpa izin.


Semua rasa takut yang hanya tersetting di kepala ini bisa kita rasakan secara nyata dalam sebuah film thriller action berjudul Don’t Breathe. Bukan, ini bukan cerita kebangkitan Freddy Krueger yang merealisasikan teror alam mimpi anda. Film ini berkisah tentang tiga maling amatiran yang menjadikan rumah berpenghuni seorang kakek veteran perang Amerika yang sudah buta bernama Norman(Stephen Lang) sebagai target mereka. Operasi pembobolan rumah yang diperkirakan akan mudah justru berubah menjadi ajang pembantaian seorang kakek yang tidak akan membiarkan ketiga maling itu keluar rumah hidup hidup. Di samping permainan petak umpet berdarah selama 88 menit, ternyata ada rahasia terselubung dibalik semua yang tak sengaja terungkap oleh komplotan maling itu.



Sesuai dengan  judul, Don’t Breathe benar-benar memberikan sedikit ruang dan waktu buat kita bernapas. Intensitas yang ditumpahkan sepanjang film memaksa adrenalin kita terus terpacu,dengan terus mencengkeram kursi bioskop, menerka-nerka apa yang selanjutnya terjadi. Menebak apa lagi yang akan dilakukan si kakek buta dengan segala intrik di dalam rumah itu. Dan asa yang semakin memudar bagi si maling untuk dapat kabur dengan selamat dari situ. Semua kegilaan yang terangkum dalam satu setengah jam thriller yang tak hanya membuat kita sesak napas mengikuti irama filmnya, tapi juga membuat kita tersenyum bahagia saat keluar bioskop. Sebuah paket lengkap  film horror bagus yang seharusnya memang seperti itu. Akting yang ditampilkan setiap pemeran juga sangat total dan on point. Tergambar jelas dari bagaimana setiap pemainnya menghadapi maut yang terus mengintai, dan di satu scene ketika penerangan rumah dipadamkan, setiap aktor benar-benar melakukan semuanya di kegelapan, terlihat dari mimik yang gelisah serta pupil mata yang membesar. Di awal film sang sutradara, Fede Alvarez dengan jenius membawa penonton mengira bahwa sosok yang menjadi antagonis film adalah sebuah makhluk tak kasat mata. Nyatanya, hanya butuh seorang lansia cacat  untuk bisa menciptakan teror yang efektif.  Tidak perlu obral penampakan setan untuk menimbulkan kengerian yang berlebih. Dengan formula itulah, Don’t Breathe menciptakan kegilaannya untuk meledakkan kepala seisi bioskop. Saya bahkan tak ingat kapan terakhir kali saya menonton film horor segirang ini, The Conjuring 2 pun tidak.

6 comments:

  1. Hai Bams, saya menominasikan blog anda dalam The Sunshine Blogger Awards 2016.
    Silahkan kunjungi link berikut: https://jengkelinih.wordpress.com/2016/09/07/the-sunshine-blogger-awards-2016/

    Good luck^^ - Radira -

    ReplyDelete
  2. Ih mau nonton belum sempat. Oke. Huhu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tonton ajaa masi ada ko kayanya di bioskop hehe

      Delete
  3. Ih aku mau nonton ini juga habis baca reviewmu

    ReplyDelete