Film bertema superhero selalu menjadi tema yang menjadi daya tarik besar bagi sebagian besar penggemar film. Nah, bagaimana jika superhero-superhero tersebut tergabung dalam satu tim yang bertugas menyelamatkan dunia dari ancaman musuh-musuh jahat, maka bisa dibayangkan animo yang ditimbulkan pasti jauh lebih besar. Marvel Studios mewujudkan mimpi itu melalui The Avengers: Age Of Ultron, seri kedua dari film The Avengers yang rilis tahun 2012. Apakah Age of Ultron mampu mewujudkan ekspektasi masyarakat penggila komik Marvel?
Alkisah,
Tony Stark(Robert Downey Jr) sedang bereksperimen untuk membuat program menjaga
bumi dalam perdamaian. Tony membuat sebuah robot cerdas bernama Ultron untuk
menggantikan peran para Avengers(Hulk, Iron Man, Captain America, Black Widow,
Hawkeye) dalam tugas menjaga keutuhan bumi. Tapi karena Tony membuatkan
artificial intelligence(kecerdasan buatan) untuk Ultron seperti halnya Jarvis,
maka Ultron mampu berpikir dan memiliki niatan jahat yang mengerikan untuk
menghancurkan dunia.Setelah Ultron ‘resmi’ menjadi supervillain untuk Avengers,
datang gangguan lain dari Maximoff bersaudara, yaitu Scarlet Witch(Elizabeth
Olsen) dan Quicksilver(Aaron Johnson) yang memiliki kemampuan mengagumkan
laiknya para Avengers. Mampukah para Avengers menyingkirkan ancaman-ancaman
yang berbahaya itu?
Age
Of Ultron mungkin adalah film yang paling ditunggu-tunggu selama tahun 2015
ini. Masyarakat penasaran dengan kiprah The Avengers selepas kesuksesan luar
biasa di seri pertama tahun 2012 yang lalu. Lalu bagaimana hasilnya? Dari segi
efek grafis dan visual yang ditampilkan, begitu jelas bahwa Age Of Ultron lebih
baik ketimbang film pertamanya. Semenjak menit pertama, penonton disuguhkan
dengan perang antara The Avengers dengan para manusia jahat yang tidak berimbang
sebenarnya. Namun seperti film superhero pada umumnya, hal seperti itu
dikesampingkan dan yang terpenting adalah efek visual yang mengagumkan. Dari
segi cerita, entah kenapa sedikit ada kejanggalan saat di beberapa bagian,
terutama saat di ending yang tidak pas(membuat penonton berkata ‘HAH?!’ dalam
hati) dan saat penciptaan Vision. Selain itu, supervillain yang berwujud Ultron
pun kurang memiliki ‘kharisma’ untuk menjadi supervillain terbaik Marvel.
Berbeda jauh dengan Loki di The Avengers dan Ronan feat Thanos di Guardians OfThe Galaxy(baca review saya dengan klik link ini, hehe). Karena Ultron tidak
terlalu mengerikan sehingga penonton pun sudah tahu persis seperti apa
endingnya nanti. Eksplorasi sosok Ultron juga kurang mendalam sehingga saat keluar
dari bioskop penonton bakal tetap bertanya-tanya ‘Siapakah Ultron sebenarnya?
Dan juga Vision?
Namun,
ada beberapa hal baru yang positif yang patut diacungi jempol dalam Age Of
Ultron. Pertama adalah kemunculan dua sosok superhero baru dalam wujud Scarlet
Witch dan Quicksilver yang pada awal film begitu meruntuhkan mental para
Avengers hingga memicu perselisihan diantara mereka. Selain itu, kisah cinta
dalam tubuh Avengers juga patut diacungi jempol(siapa hayoo?!). Namun sekali
lagi, bibit-bibit cinta itu tidak dieksplorasi sampai habis sehingga penonton
kembali bertanya-tanya saat keluar bioskop. Dan terakhir, spoiler di akhir film
yang memunculkan sosok Thanos, supervillain di Guardians Of The Galaxy yang menunjukkan bahwa dia sepertinya bakal
tampil di The Avengers : Infinity War. Dan yang lebih menakjubkan lagi, mungkin
saja Guardians Of The Galaxy bakal tampil di Infinity War, secara Thanos adalah
musuhnya mereka. Sounds pretty much fun though.Moga-moga saja hal ini bakal
terjadi. Amin!
0 komentar:
Post a Comment